HALOOKI, OKI: Sepasang suami istri dari Kayu Agung, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, baru-baru ini menjadi buah bibir di media sosial. Bersama putra mereka, keduanya nekat menempuh perjalanan jauh hingga ke Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Gedung Pakuan. Misi mereka? Memohon bantuan Dedi Mulyadi agar putra mereka yang masih duduk di bangku kelas 10 SMK jurusan teknik perbengkelan itu bisa dimasukkan ke barak militer, lantaran kebiasaan putranya menggunakan barang terlarang.
Menanggapi kabar viral ini, Kepala Badan Nasional Narkotika Kabupaten (BNNK) OKI, AKBP Gendi Marzanto, angkat bicara. Ia menegaskan bahwa untuk pengobatan atau rehabilitasi pecandu narkoba, tidak perlu repot-repot pergi jauh keluar Kabupaten OKI. Prosedurnya pun sangat mudah, cukup dengan membawa yang bersangkutan ke BNNK OKI di Kayuagung.
“Kami siap membantu secara gratis, yang bersangkutan akan kami asesmen dulu untuk menentukan tingkat ketergantungannya guna menentukan metode rehabilitasi, apakah rawat jalan atau rawat inap,” ujar Gendi,” dalam keterangan tertulis, Minggu (1/5/2025).
Gendi menjelaskan, penanganan pecandu narkoba berbeda dengan kenakalan remaja biasa. Ada tahapan serta perlakuan khusus yang harus diterapkan dalam proses rehabilitasinya.
“Ada proses detoksifikasi, treatment, terapi perorangan, terapi kelompok, hingga konseling dan lain-lainnya, yang dinilai lebih efektif untuk menangani seseorang yang sudah terkontaminasi oleh zat terlarang,” jelasnya.
Meski pendisiplinan anak-anak bermasalah bisa melalui barak militer, Gendi menekankan bahwa anak yang sudah terjerumus narkoba memerlukan penanganan khusus. Ia juga menegaskan, pengguna narkoba yang secara sukarela mendaftar untuk rehabilitasi ke Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak akan dipidana. Sebaliknya, mereka akan direhabilitasi secara gratis.
“Ini sesuai dengan regulasi, di mana pemakai narkoba diwajibkan menjalani rehabilitasi, bukan lagi hukuman pidana penjara, dan biayanya gratis ditanggung negara,” pungkas Gendi.
Di tahun 2024 lalu saja, BNNK OKI telah melayani 37 orang penyalah guna narkoba. Sebanyak 30 orang direhabilitasi rawat jalan, dan 7 orang lainnya direhabilitasi rawat inap atau dirujuk ke Balai Rehabilitasi BNN.
“BNN memiliki asesor dan konselor yang sudah sertifikasi yang bisa menentukan treatment mana yang tepat untuk diterapkan sesuai tingkat keparahan anak,” tegas Gendi.
BNNK OKI juga aktif di bidang pencegahan melalui berbagai program seperti advokasi, pembangunan jejaring, asistensi, intervensi, supervisi, monitoring dan evaluasi (monev), bimbingan teknis (bimtek), serta informasi dan edukasi. Bahkan, program remaja sebaya pada tahun 2024 telah dilaksanakan di lima sekolah di Kayuagung, termasuk SMPN 1, SMPN 5, SMPN 6 Kayuagung, SMP IT Bina Insani, dan MTS Manbaul Ulum Islamiyah.
Tak hanya itu, BNNK OKI juga gencar melaksanakan sosialisasi di berbagai tingkatan, mulai dari sekolah SMA dan SMK, hingga ke desa, dinas, kelurahan, kecamatan, dan perusahaan perkebunan di wilayah OKI, demi terus menyuarakan bahaya narkoba dan pentingnya rehabilitasi.