HALOOKI, OKI: Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menjadi representasi Sumatera Selatan (Sumsel) dalam gelaran Panen Raya Padi Nasional yang diselenggarakan serentak di 14 provinsi, Senin (7/4/2025). Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, turut hadir secara virtual menyaksikan panen yang dipusatkan di lahan pertanian Desa Cahya Maju, Kecamatan Lempuing, OKI ini.
Sebagai salah satu dari lima besar produsen beras nasional, Sumsel menunjukkan optimisme tinggi dalam berkontribusi pada target produksi padi nasional tahun 2025. Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengungkapkan potensi besar yang dimiliki provinsinya.
“Luas lahan baku sawah di Sumsel mencapai 519.484 hektare dengan produksi sebesar 1.6 juta ton. Sangat potensial untuk terus ditingkatkan seperti di Kabupaten OKI yang memiliki luas lahan baku sawah mencapai 104 ribu hektare,” terang Deru.
Gubernur Deru juga menyoroti pentingnya inovasi di tingkat kabupaten/kota untuk mempertahankan lahan produktif.
“Dengan majunya perekonomian dan derasnya laju investasi bukan tidak mungkin akan mengurangi lahan-lahan pertanian. Ini akan jadi sasaran dalam perluasan perumahan dan kawasan industri. Maka harus dijaga sejak dini,” tegasnya.
Dalam kesempatan dialog virtual dengan Presiden, Gubernur Herman Deru tak lupa menyampaikan usulan krusial terkait penyelesaian Bendungan Tiga Dihaji di Kabupaten OKU Selatan. Menurutnya, proyek strategis nasional senilai Rp3,7 triliun ini, yang awalnya merupakan “hadiah” atas peningkatan produktivitas padi Sumsel dari peringkat 8 ke 5 nasional, hingga kini belum dapat dimanfaatkan meski seharusnya rampung pada 2023.
“Kami usul ke Pak Presiden untuk melanjutkan kembali pembangunan bendungan tiga dihaji karena kunci peningkatan produktivitas lahan adalah ketersediaan air agar petani bisa panen dua kali bahkan tiga kali dalam setahun,” jelas Deru penuh harap.
Bupati OKI, Muchendi, menyambut baik terpilihnya wilayahnya sebagai lokasi panen raya dan menyoroti potensi besar sektor pertanian di OKI.
“Luas baku sawah 104 ribu hektar, terdiri dari 4 tipologi lahan yang tidak dimiliki oleh daerah lain, yaitu lahan lebak, pasang surut, tadah hujan dan lahan kering,” terangnya.
Dari sisi produksi, OKI menjadi penyumbang terbesar ketiga di Sumsel, dengan produksi padi tahun 2024 mencapai 564 ribu ton, meningkat signifikan dari 525.470 ton pada 2023.
“Kami optimis hasil ini akan terus meningkat,” ujar Muchendi.
Peningkatan produksi ini, lanjut Muchendi, didukung oleh program optimalisasi lahan (oplah) seluas 46.762 hektar dan program cetak sawah.
“Di tahun 2025, OKI ditarget untuk optimalisasi lahan seluas 24 ribu hektar, per Maret terealisasi 4.510 hektar. Untuk cetak sawah, OKI diberi target sebesar 26.364 hektar, per maret 2025 realisasinya 2.005 hektar sedang dalam proses SID (Survey Investigasi dan Design),” paparnya.
Namun, Muchendi mengakui tantangan dalam meningkatkan produksi padi, mulai dari perubahan iklim, serapan gabah petani, hingga status lahan.
“Ada lahan yang dimiliki masyarakat, ada juga lahan perusahaan-perusahaan yang di dalamnya ada HGU yang belum tergarap. Ini kami harap dibantu administrasinya sehingga dapat dioptimalkan untuk lahan pertanian,” pungkasnya.
Dari Jakarta, Presiden Prabowo menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas capaian sektor pangan nasional.
“Baru enam bulan saya menerima mandat sebagai presiden, tapi dengan niat baik dan kebijakan yang masuk akal, kita bisa menunjukkan hasil. Saat banyak negara mengalami kekurangan pangan dan harga yang melonjak, kita justru bisa mengekspor telur. Kita surplus, harga telur bahkan menurun,” ujarnya melalui sambungan virtual.
Presiden juga memberikan penghormatan tinggi kepada para petani, menyebut mereka sebagai fondasi utama negara.
“Tanpa pangan, tidak ada negara. Tanpa petani, tidak ada pangan. Itulah sebabnya petani adalah tulang punggung bangsa ini,” tegas Prabowo.